Bibliografi antologi stori:
Budi Darma. 2004. Orang-orang Bloomington. Jakarta: Metafor Intermedia Indonesia.
1. Laki-laki Tua Tanpa Nama
stori ini ditulis di London pada 1976. bercerita tentang seorang mahasiswa di mana ia menyewa sebuah loteng pada sebuah rumah di Jalan Fess. di sana hanya ada tiga rumah, yaitu rumah milik Nyonya Nolan, Nyonya MacMillan, dan Nyonya Casper. ketiganya ialah janda dan hidup sendirian. sang mahasiswa ini menempati rumah kedua atau rumah tengah milik Nyonya MacMillan. selama tinggal di sana ia dapat melihat dan mengingat kebiasaan-kebiasaan orang-orang itu. nyonya-nyonya itu sudah tua dan punya batas kehidupan mereka sendiri. mereka tidak suka batas tersebut diganggu. suatu ketika seorang laki-laki tua menyewa loteng Nyonya Casper. hal itu membuatnya penasaran. ia ingin berkenalan dan berbincang-bincang dengan laki-laki tua itu sebagai sesama pendatang, tapi semua kesempatan sirna. ia juga pernah melihat laki-laki itu di kampusnya beberapa kali namun tidak ada kans untuk bertatap muka secara dekat. laki-laki itu pun lambat laun menjadi berita di koran milik kampus lantaran kerap terlihat di sana. pada suatu ketika, ia akhirnya dapat melihat laki-laki itu dari dekat namun perkenalan antarmereka ternyata tidak dapat terjadi.
2. Joshua Karabish
stori ini ditulis di Paris pada 1976. bercerita perihal seorang laki-laki bernama Joshua. ia seorang lelaki lembut-halus, suka puisi, musik klasik, opera, dan sebagainya. hal-hal itu amat berbeda dengan teman-teman lainnya sehingga ia dijauhi. lebih-lebih, ia memunyai penyakit sehingga teman-temannya merasa jijik untuk dekat dengan Joshua. untungnya, ia memunyai kawan di mana kawan tersebut sama sekali tidak terganggu dengan keunikan dan kekurangan Joshua. teman sekamarnya itu pun akhirnya mengetahui penyakit Joshua tersebut secara lebih rinci. kata dokter, penyakit itu akan dibawanya sampai mati. sebelum Joshua pulang untuk liburan, ia menitipkan puisi-puisinya kepada kawan sekamarnya. kemudian, surat ibu Joshua datang belakangan dan mengabarkan bahwa Joshua sudah meninggal. masalah muncul ketika temannya merasa bahwa penyakit Joshua menular kepadanya. hal itu membuatnya khawatir, namun penjelasan beberapa dokter membuatnya tenang setelah ia tahu bahwa ia dalam keadaan sehat kendati gejala-gejala penyakit pada diri Joshua terdapat padanya. puisi-puisi Joshua di tangannya suatu ketika dikirimkan untuk diikutkan lomba dengan namanya sendiri, bukan nama Joshua. ia merasa sedikit bersalah untuk perbuatan tersebut, namun ia punya alamat sendiri untuk menyelesaikan masalah itu.
3. Keluarga M
stori ini ditulis di Indiana pada 1979. bercerita mengenai seseorang penghuni apartemen. ia mendapat masalah ketika mobilnya terkesan digores dengan sengaja oleh seseorang di tempat parkir. ia mencurigai dua orang anak kakak-adik sampai ia melabrak kedua orang tua kakak-adik itu. kesan terhadap kakak-adik itu kian berlanjut menjadi buruk. di matanya, kakak-adik tersebut adalah produk kekuarga tidak bermartabat. ia juga mengutuk kakak-adik itu agar mendapat celaka. pada liburan thanksgiving keluarga kakak-adik itu mengalami kecelakaan. hal itu membuatnya berpikir untuk tidak mendoakan mereka agar mendapat celaka lagi. saat apartemen mengalami kebakaran, ia trenyuh melihat kemampuan mereka untuk menyelamatkan diri kendati harus bersusah payah. perspektifnya terhadap keluarga itu pun berubah. tak lama kemudian keluarga itu pindah dari apartemen dan perilaku mereka menyisakan kesan di hatinya.
4. Orez
stori ini ditulis di Bloomington pada 1979. bercerita tentang seorang laki-laki beristri dan punya anak kecil. ia tahu dari ayah istrinya sebelum menikahi istrinya bahwa saudara-saudari istrinya mati karena cacat kecuali calon istrinya. ayah istrinya hanya ingin mengingatkannya bahwa lebih baik ia berpikir berkali-kali sebelum ia menikahi anaknya lantaran adanya potensi kecacatan tersebut. laki-laki itu pun mengambil risiko. bayi pertama, kedua, dan ketiga gugur dan meninggal. pada kehamilan keempat istrinya berusaha untuk menggugurkannya dengan beragam cara, namun tidak berhasil. bahkan ia tidak sungkan untuk menawarkan kepada laki-laki itu agar turut membantu pengguguran bayi tersebut. tapi, bayi itu pun akhirnya lahir dan memang cacat seperti kekhawatiran sebelumnya. namun, ia tumbuh menjadi anak luar biasa. tapi, keluarbiasaan itu membuat ayah-ibunya jadi sengsara. laki-laki itu pernah mencoba untuk membunuh anak itu, namun gagal. akhirnya, kendati dalam keputusasaan tertinggi, ia dan istrinya memasrahkan takdir anak mereka di tangan anak mereka sendiri.
5. Yorrick
stori ini ditulis di Bloomington pada 1979. bercerita perihal Jalan Grant di mana seseorang telah jatuh cinta kepadanya berdasarkan struktur jalan tersebut. lalu, dia pun merasa jatuh cinta dengan seorang perempuan penghuni salah satu rumah di jalan itu ketika ia tahu bahwa wanita itu kerap terlihat di loteng. untuk mendekatinya, dia pun mencoba untuk bertanya-tanya perihal sebuah loteng di seberang loteng sang wanita. dia datang sebagai seorang calon penyewa. ia ditemui sang pemiliknya yaitu Nyonya Ellison. Nyonya Ellison pun menceritakan riwayat dua kamar di loteng itu di mana keduanya sudah lama tak dipakai orang. dia pun memerlukan waktu untuk berpikir sebelum mengambil atau menolak loteng tersebut. suatu waktu sang lelaki bertemu dengan wanita incarannya di jalan. dia pun benar-benar jatuh cinta setelah pertemuan itu. kali lain dia mendapat kesempatan berbicara dengan si wanita. ia bernama Catherine dan Catherine menjawab semua pertanyaan dari sang lelaki dengan baik. tapi, si wanita tidak menunjukkan gejala apa pun untuk mencoba mengenal sang lelaki. hal itu tidak jadi masalah untuk sang lelaki sehingga ia pun akhirnya pindah ke loteng Nyonya Ellison di mana ia dapat melihat loteng Catherine di seberang. lelaki itu sering bertemu dengan Catherine, tapi perempuan itu tetap pasif seperti biasanya. suatu ketika ia kedatangan teman pria sebagai tetangga penghuni kamar sebelah. namanya Yorrick. kehadirannya menimbulkan gangguan untuk lelaki itu dalam banyak hal. ternyata Chaterine malah ingin mendekat ke Yorrick. kendati tidak ada tanda-tanda saling mencintai, aktivitas intim mereka terasa menyakitkan di mata sang lelaki. suatu ketika ada wanita lain bernama Caroline. ia dan keluarganya baru datang dari suatu tempat. sontak lelaki itu mencintai Caroline ketika ia merasa tiada peluang untuk mendapatkan Catherine. masalahnya Caroline sedang didekati oleh Kenneth, seorang penyewa loteng di rumah lain. itu membuat sang lelaki benar-benar tidak terima. lambat laun hubungan antarmanusia pun kian jelas: Caroline untuk Yorrick dan Catherine untuk Kenneth. mereka pun berencana untuk menikah dan mengundang si lelaki, namun laki-laki itu punya rencana lain.
6. Ny. Elberhart
stori ini ditulis di Bloomington pada 1979. lelaki dalam cerita itu mengetahui Ny. Elberhart secara tak sengaja ketika sang nyonya terlibat konflik dengan seorang tukang pos. Ny. Elberhart menuduh sang tukang pos tak adil padanya karena tetangga-tetangganya mendapat surat sedangkan ia tidak. lelaki itu mulai memperhatikannya ketika ia melewati depan rumahnya. perempuan itu terlihat kotor, begitu pula pekarangan depan rumahnya. dari beberapa tetangga ia tahu bahwa suaminya telah meninggal dan ia tidak punya keluarga. lelaki itu mencoba mengirim surat gelap untuk menegur kekotoran perempuan tersebut. setelah sepekan lebih tidak melewati rumah Ny. Elberhart, laki-laki itu terkejut setelah tahu pekarangan rumah sang nyonya telah bersih. beberapa hari kemudian ia terdengar dirawat di rumah sakit. lelaki itu merasa bersalah andai sakitnya disebabkan oleh kecapaian membersihkan rumah lantaran surat gelapnya. ia pun memberanikan diri untuk menjenguknya dan memperkenalkan diri sebagai orang biasa di mana ia sering melambaikan tangan ketika lewat di depan rumahnya. sejak saat itu sang lelaki menjenguk beliau tiap hari. para perawat mengatakan bahwa beliau hanya kecapaian, tapi sang lelaki tidak percaya. bila sekadar kecapaian, beliau semestinya diberi vitamin saja dan dibolehkan pulang, bukan malah diberi banyak obat berbagai macam dan berkali-kali dibawa ke beragam ruang pemeriksaan. setelah sering menjenguk, sang lelaki mulai merasa ada perubahan pada dirinya sendiri: selalu mengantuk, sukar bangun, cepat capai, dan sering merasa lapar. seorang dokter menyatakan bahwa daya tahannya menurun. Ny. Elberhart akhirnya dibolehkan pulang dan sang lelaki masih sering mengunjungi wanita tersebut di rumahnya. wanita itu pernah bercerita bahwa ia punya suami, Charles Elberhart. setiap kali Charles sakit dan sang istri merawatnya, maka penyakit itu pun juga akan menyerang Ny. Elberhart. dua saudaranya mati karena tertular penyakit orang lain. di waktu-waktu selanjutnya, sang lelaki kerap membantu ini-itu di rumah si nyonya. sang lelaki mencurigai berdasarkan percakapan mereka bahwa Ny. Elberhart memunyai ego tinggi. wanita itu menyalahkan orang lain di mana merekalah penyebab penyakit-penyakit di dalam tubuh wanita tersebut. itulah kenapa ia berani menyatakan pendapat bahwa sebenarnya sang lelakilah penyebab ia dirawat di rumah sakit. suatu ketika sang lelaki ke rumah sakit untuk berusaha menyembuhkan penyakitnya melalui operasi. ia bertemu Ny. Elberhart di sana namun belum tahu sakit apa. wanita itu meminta maaf secara tulus karena pada pertemuan terakhir ia telah menuduh bahwa sang lelakilah penyebab penyakitnya. sang lelaki akhirnya dibolehkan pulang setelah dirawat di sana. ia sempat menelepon Ny. Elberhart ketika wanita itu masih berada di rumah sakit. tak lama kemudian nyonya tersebut meninggal dunia. melalui pengacaranya, nyonya itu telah mewariskan uang dan rumahnya kepada sang lelaki. lelaki itu memberikan penghormatan terakhirnya di rumah duka dan di pemakamannya. lelaki itu akhirnya menyumbangkan uang dan uang hasil penjualan rumah warisan nyonya tersebut ke sebuah yayasan. dulu, ia pernah mengetahui sebuah perkumpulan para penyair pembaca puisi di sekitar tempatnya. ia akhirnya mengingat perkumpulan tersebut ketika ia ikut salah satu acara mereka. hal itu membuatnya gemar menulis puisi dalam satu pekan ke depan dan mengirimkan puisi-puisi tersebut ke berbagai media cetak dengan menggunakan nama si mendiang. sayangnya, beberapa media menyatakan tidak dapat mencetak puisi-puisi tersebut. akhirnya ada satu media memuat puisi mendiang. lelaki itu senang meski ia tahu bahwa puisi mendiang akan diperlakukan sama seperti puisi-puisi lain di media cetak tersebut.
7. Charles Lebourne
stori ini ditulis di Bloomington pada 1979. stori ini mengisahkan seorang lelaki di mana ia mendapat gangguan secara tidak langsung dari sebuah kamar di apartemen seberang. gangguan itu berupa pantulan sinar matahari dari jendela kamarnya dan lampu milik sang penghuni kamar tersebut. ia akhirnya mencari tahu siapa penghuninya dan ternyata ia bernama Charles Lebourne. itu ialah nama ayahnya, namun ia ingin menyelidiki apakah ia memang ayahnya atau bukan karena gambaran tentang ayahnya dari penjelasan ibunya memang tidak jelas. suatu saat ia berhasil menemukan seorang laki-laki tua dan dia memunyai ciri-ciri secara insting sebagai ayah sang lelaki. ia memang menempati kamar apartemen pengganggu sang lelaki muda dan mereka berbicara di sana. Charles pun akhirnya mengaku kalau ia memang ayah sang lelaki. di pertemuan selanjutnya mereka membahas ibu sang lelaki di mana Charles tak pernah menepati janji untuk menikahinya. kendati begitu sang lelaki tetap menganggap Charles sebagai ayahnya. ia membuktikannya dengan jalan membayarkan tunggakan sewa apartemen, cicilan mobil, membelikan pakaian baru, membawanya ke restoran, dan membayar barang-barang belanjanya. meski begitu, ia tetap mengontrol Charles secara teratur. di waktu kemudian Charles mengalami kecelakaan. ia mengalami gegar otak dan patah tangan kanan. Charles akhirnya tinggal di sebuah loteng dengan anaknya. segala kebutuhannya dicukupi namun aroma dendam untuk membalas perlakuannya kepada sang istri membuat sang lelaki melakukan beragam kejahatan kecil kepada ayahnya. sakit ayahnya kian menjadi-jadi dan itu sebenarnya merepotkan sang anak. meski begitu, sang anak tetap menghormatinya dengan cara menemaninya sesanggup mungkin.
*