9 Juli 2016

Madame Bovary


Bibliografi novel versi asli:
Gustave Flaubert. 1857. Madame Bovary. Paris: Michel Lévy Frères.

Bibliografi novel versi Indonesia:
Gustave Flaubert. 2010. Madame Bovary. Diterjemahkan oleh Santi Hendrawati. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.



Emma ialah seorang perempuan muda. ibunya telah meninggal dan ia tinggal bersama ayahnya. ayahnya ialah seorang petani kaya raya. suatu saat ayahnya mengalami patah kaki dan seorang dokter didatangkan untuk mengobati. dokter itu bernama Charles Bovary. ia seorang lulusan S1 mahasiswa kedokteran. ia berhasil menyembuhkan penyakit itu. Emma pun senang sang ayah dapat sembuh dan ia mulai menaruh perhatian kepada Charles saat Charles berkali-kali datang untuk mengontrol kesembuhan ayahnya. akhirnya mereka menikah dan Emma pun terkenal dengan sebutan Madame Bovary.

saat berumur tiga belas tahun Emma pernah masuk ke asrama biara. ia mulai mengenal penderitaan-penderitaan manusia dari buku dan gambar. ia juga suka dengan kisah cinta pada cerita-cerita karya sastra dan hal ini berlanjut hingga ia berumah tangga. hal itu membuat wawasan Emma menjadi terpengaruh. ironisnya, Charles datar-datar saja dalam menjalani rumah tangga. ia hanya berfokus pada pekerjaan tanpa mengapresiasi Emma secara benar. sebaliknya, Emma menunjukkan diri sebagai istri tersayang.

suatu saat mereka mendapat undangan jamuan makan dan pesta dansa penuh kemewahan. Emma benar-benar menikmati betapa indah dan enak kemewahan tersebut. hal itu sangat berbeda jika dibanding dengan dinginnya kehidupan rumah tangganya. pemikiran Emma tersebut juga diperparah dengan artikel-artikel pada majalah wanita di mana ia berlangganan secara berkala. Emma frustasi dengan kondisi tersebut sehingga ia sakit dan Charles menganggap bahwa lingkungan di sanalah sebagai penyebab. mereka pun akhirnya pindah ke kota lain.

di tempat baru, Emma berkenalan dengan Léon Dupuis, seorang karyawan seorang notaris. ia terkenal santun. ia menyukai musik dari Jerman dan suka membaca puisi. perbincangan mereka pun membawa mereka ke arah saling menyukai. Emma punya suami, putri, dan rumah tangga sehingga ia tidak dapat melangkah lurus ke depan untuk benar-benar mencintai Léon. ia merasa terjebak banyak norma dan tersiksa lantaran hasrat kasih sayang dan kemewahan dunia pada diri Léon tidak dapat ia raih. di dalam hati ia menyalahkan Charles. Léon pun akhirnya pergi untuk melanjutkan studi hukum di Paris.

Di suatu waktu, Rodolphe Boulanger datang untuk mengobatkan anak buahnya kepada Charles. Emma dan Rodolphe pun bertemu. lelaki itu tertarik dengan Emma. pada sebuah pekan raya lelaki itu berhasil membuat kesempatan untuk berjalan dengan Emma. bahkan, ia dapat mengajak Emma masuk ke gedung balai kota dan duduk di dekat jendela untuk menonton pekan raya sebab lelaki itu punya reputasi dan wibawa baik. di sana lelaki itu merayu dan mengagumi Emma berkali-kali. di rumah Emma – ketika Emma sedang sendirian – lelaki itu terang-terangan menyatakan cinta. ia ingin Emma dapat menikah dengannya dan menjalani sisa kehidupan mereka dalam rumah tangga. lagi-lagi Emma terjebak di antara hasrat dan kodrat, tapi kali ini Emma berani untuk mengambil jalan perselingkuhan.

di kota itu Emma menunjukkan diri sebagai orang santun terhadap pasien suaminya dan bersikap murah hati terhadap orang-orang miskin, namun sebenarnya tidak ada keikhlasan di sana. utang mereka kian meninggi dan Emma berharap dapat pergi meninggalkan rumah tangga busuknya dan mencipta rumah tangga baru dengan Rodolphe. namun, kisah mereka tidaklah demikian. bila lambat laun cinta Emma kepada Rodolphe kian menguat, maka cinta Rodolphe kepada Emma kian menghambar. lelaki itu sudah berkali-kali berganti wanita dan ia pun mencapai titik di mana ia menganggap Emma seperti wanita-wanita lain. akhirnya, lelaki itu pamit kepada Emma untuk pergi melalui sebuah surat.

pernah suatu waktu Charles mengajak Emma untuk menonton opera sebagai bentuk penyegaran hubungan kendati Charles sendiri sebenarnya masih belum peka terhadap keinginan Emma. Emma hanyut terhadap kisah percintaan pada opera itu. puncaknya, ia bertemu Léon setelah tiga tahun tidak bersua. saat bersekolah, Léon sendiri kerap memikirkan Emma. tatkala punya kesempatan bicara berdua di rumah Emma, Emma dan Léon saling mengungkap kerinduan dan kesedihan masing-masing. mereka sama-sama saling butuh, tapi terhalang oleh kenyataan.

kepahitan batin Emma kian menjadi-jadi. ia melihat Charles sebagai lelaki hina, lemah, dan tidak penting. ia juga tidak menghormati ibu Charles dan hal itu membuat ibu Charles juga tidak menghormati Emma. Emma pun berniat untuk menguasai warisan rumah tangga mereka dan sialnya Charles cuma tahu bahwa Leonlah ahli hukum terpercaya. hal tersebut menjadi kans bagus untuk Emma selama tiga hari untuk berkonsultasi dengan Léon. Emma dan Léon pun memanfaatkan kesempatan itu sebagai bulan madu tidak resmi dan mereka menyewa kamar di sebuah hotel dan pergi ke beberapa tempat.

Emma ingin meningkatkan kualitas bermain piano dan Charles memberi izin kepada sang istri ke kota sekali dalam sepekan untuk kursus piano. kemampuan Emma memang benar-benar meningkat, namun ia juga memanfaatkan waktu untuk bertemu Léon. Léon benar-benar bahagia dapat menikmati Emma. segala perjuangannya telah tercapai dan ia sedang asyik di sana. Emma sendiri mulai membangun kebohongan-kebohongan di hadapan Charles untuk menutupi perburuan hasrat pribadi.

Léon sendiri benar-benar takluk kepada Emma. Emma bukan jadi kekasih simpanan Léon. justru sebaliknya: Léon menjadi kekasih simpanan Emma. Emma memanjakan lelaki itu secara penuh dengan layanan kelas tinggi. hal itu membuatnya terus mengalami kesulitan keuangan. ia pun melakukan berbagai macam hal untuk terus bertahan hidup dengan jalan gali lubang dan tutup lubang tanpa sepengetahuan sang suami. di satu sisi, Emma suka berbelanja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. hal itu membuat utang kian menumpuk sehingga ia menjual sebuah rumah tanpa diketahui anggota keluarga. ibu Charles pun mengetahui perbuatan boros Emma tersebut melalui perabot-perabot rumah tangga tersebut.

jatuh tempo pembayaran utang sudah berakhir dan rumah Charles-Emma siap disita. Emma sudah tidak punya jalan lagi untuk menunda keputusan tersebut. barang-barang rumah tangga mereka pun kemudian diumumkan untuk diobral. ia meminta tolong kepada Léon dan Rodolphe, namun kedua lelaki tersebut tidak mampu. Emma mencoba bunuh diri dengan memakan serbuk beracun dari sebuah apotek. Charles dan tetangga mereka berusaha untuk menolong Emma. dua dokter juga didatangkan untuk membantu Charles menyelamatkan Emma. Emma sempat sekarat selama beberapa hari, tapi kemudian ia meninggal dunia. keluarga Emma dan para tetangga mengantar jenazah Emma ke peristirahatan terakhir. ironisnya, persoalan utang milik Emma masih mengejar Charles. reputasi Charles juga hancur sehingga tidak ada orang sudi menemui. tapi, Charles selalu tegar dan bahagia bila melihat keceriaan Berthe, putrinya.

surat-surat cinta Emma kepada Léon dan Rodolphe tiba-tiba ditemukan Charles secara tidak sengaja. hal itu membuat mental Charles terpuruk. setelah itu, Charles meninggal dunia. Berthe kemudian diasuh oleh ibu Charles. tidak lama kemudian, ibu Charles juga meninggal dunia. ayah Emma, Monsieur Rouault, sedang lumpuh sehingga Berthe diasuh sang bibi. di masa-masa berikutnya Berthe hidup dalam kemiskinan dan harus bekerja keras untuk tetap dapat menjalani hidup.

*

8 Juli 2016

Birdman



Bibliografi novel versi asli:
Mo Hayder. 1999. Birdman. Canada: Seal Books.

Bibliografi novel versi Indonesia:
Mo Hayder. 2007. Birdman. Diterjemahkan oleh Basfin Siregar. Jakarta: Dastan Books.



pada dini hari di akhir Mei, Inspektur Detektif Jack Caffery mantan seorang CID[1] dan kini baru menjadi seorang tim B dari AMIP[2] mendatangi tempat kejadian perkara sebuah pembunuhan sebagai kasus pertamanya di dekat bangunan Millennium Dome di Greenwich Utara. seorang wanita setengah badan bawah ditanam pada beton dan setengah badan atas terbungkus plastik. kondisinya mengerikan dengan sayatan otopsi berbentuk huruf Y di tubuh depan, pembedahan pada payudara, dan tanda-tanda berteka-teki lain. hal itu membuat Jack tidak mampu melepas kengerian tersebut secara cuma-cuma di hari-hari berikutnya.

empat mayat ditemukan kemudian. mereka semua telah diautopsi untuk penyelidikan. hipotesis sementara seorang patolog bernama Harsha Krishnamurthi menyatakan bahwa mereka semua adalah pekerja seks dan dibunuh seketika dengan teknik cerdas dan aneh. berdasarkan kondisi korban, setidaknya pelaku diketahui memiliki pemahaman perihal dasar-dasar pembedahan. kasus-kasus itu pun menunjukkan bahwa peristiwa tersebut merupakan pembunuhan serial. pelaku memberi jejak pada semua tubuh korban. jejak itu dijahit di dekat jantung, di dalam rongga dada secara sengaja. jejak itu adalah seekor burung kecil.

ditemani Sersan Detektif Paul Essex, Jack mulai mendatangi kerabat-kerabat korban untuk mendapatkan keterangan tentang para korban. mereka mendapat fakta awal bahwa kelima korban pembunuhan terkait dengan pub The Dog and Bell di Timur Greenwich. tempat tersebut biasa digunakan para pecandu dan pekerja seks untuk berkumpul. kesimpulan Krishnamurthi di kemudian hari juga membuat mereka terkejut. pertama, si pelaku ternyata memasukkan burung-burung ke dalam tubuh korban dalam keadaan hidup dan membiarkan burung-burung itu mati di sana. kedua, si pelaku diidentifikasi sebagai seorang nekrofilia berdasarkan penyelidikan lebih lanjut.

sang pengidap nekrofilia sendiri memunyai kenangan buruk dengan ibu dan ayahnya tatkala ia masih anak-anak dan beranjak dewasa. kenangan tersebut membentuk kepribadiannya sebagai orang abnormal dan kian menjadi-jadi ketika ia belajar di sekolah medis United Medical and Dental School (UMDS). keabnormaannya dipicu oleh mayat seorang wanita untuk keperluan praktik. fantasi liarnya muncul dan didukung pula dengan mengonsumsi obat-obat terlarang. ia amat terobsesi terhadap diamnya (ketenangan) seorang wanita dan ia ingin menggagahinya dalam kondisi demikian. ia pun mendapat pengalaman nekrofilia pertamanya dan hal tersebut terus berlanjut. mayat-mayat itu pun segera ia singkirkan setelah tidak lagi digunakan dan mayat-mayat itu ditemukan oleh polisi lalu ditangani Jack, Paul, dan teman-teman mereka untuk penyelidikan.

melalui sebuah koran, sang pengidap nekrofilia tahu bahwa polisi telah berhasil mengungkap identitas empat korbannya. pada tahap itu, ia cemas dan tidak tahu harus berbuat apa. saat mengendarai mobil di keramaian kota, ia melihat seorang agen polisi dan itu membuatnya panik sehingga ia melarikan diri meski polisi tersebut sebenarnya tidak mencurigai apa-apa terhadapnya. ironisnya, ia tidak melarikan diri dari kejaran polisi atau siapa pun. ia melarikan diri dari anomali miliknya untuk menjemput kematian, di bawah jembatan.

sebelumnya, Jack mulai menemukan titik terang, yaitu rumah tujuan para korban kali terakhir mereka terlihat pergi. sang pemilik rumah tersebut juga telah berhasil diidentifikasi para polisi. saat pelaku nekrofilia keluar rumah dan berakhir bunuh diri, Jack dan koleganya leluasa mengunjungi rumah sang pelaku untuk menyelidik dan di sana mereka menemukan banyak barang bukti tanpa bertemu seorang penghuni sama sekali. hari itu juga polisi memberikan nama sang pelaku kepada pers sebagai jawaban dan sekaligus penawar kekhawatiran.

masalahnya, seorang mayat wanita ditemukan di hari berikutnya. mayat itu identik dengan korban sang pelaku seperti jahitan di payudara, pembedahan pada rongga dada, dan juga fakta-fakta lain setelah autopsi. salah satunya ialah adanya burung di dalam tubuh korban. di tempat lain, seorang lelaki menculik wanita dan menyanderanya. lelaki ini melakukan operasi pada payudara wanita itu dan merias wajahnya seperti korban-korban sebelumnya. lelaki itu menelantarkannya di bak sampah agar mati dengan kepala di bawah dan membungkusnya dengan plastik. mujurnya, wanita itu dapat segera ditolong dan ia pun berada di bawah lindungan polisi.

pada suatu rapat kecil, Jack mengungkapkan pikiran-pikiran perkiraannya berdasarkan keterangan dan fakta. ia menganggap bahwa pembunuhan serial itu dilakukan oleh dua orang, yaitu si pelaku sebagai sang pembunuh dan sang nekrofilia dan si Manusia Burung sebagai sang mutilator. si pelaku sudah mati dan kini giliran si Manusia Burung bergerak sebagai pelaku tunggal. di saat itu pula Jack mengungkapkan banyak prediksi logis untuk menyeragamkan pemikiran rekan-rekannya agar masuk dan sejalan dengan pemikirannya sendiri.

di lintasan tempat dan waktu lain, ada seorang lelaki berhasrat seksual tinggi. ia diterima di UMDS sebagai petugas keamanan. ia bertemu dengan sang nekrofilia dengan cara aneh di satu ruang bersama seorang mayat wanita. kecocokan mereka terus berlanjut meski sang lelaki sudah keluar dari UMDS karena tidak lulus tes untuk menjadi dokter dan sang nekrofilia juga keluar. lelaki itu sudah memerkosa beberapa wanita sebelum pembunuhan serial terjadi. ia bersekutu dengan sang nekrofilia untuk mengambil korban-korbannya di pub The Dog and Bell. sang nekrofilia menikmatinya terlebih dahulu, kemudian sang Manusia Burung tersebut mendapat giliran selanjutnya.

sang Manusia Burung sendiri sebenarnya sudah bertemu dengan Jack dalam suasana penyelidikan di rumah sakit St. Dunstan setelah korban pembunuhan serial terakhir diselamatkan, namun Jack belum mencurigainya sama sekali. sementara itu, satu demi satu teka-teki terjawab hingga kian membulatkan fakta milik Jack. dia dan beberapa rekannya pun menuju ke alamat sang Manusia Burung. di sana mereka menemukan bermacam-macam barang bukti bahwa Manusia Burung memang pelakunya. namun sayang, dia sudah pergi dengan membawa korban. Jack dan timnya pun memburunya. sebuah tim lain pun didatangkan dengan peralatan resmi untuk mengepung dan menangkap pelaku.

tidak disangka-sangka, si pelaku berhasil menyelinap keluar dan mampu melumpuhkan dua rekan Jack. Jack mengejarnya sendirian setelah tahu ia berlari. adegan pengejaran itu berlangsung cepat dan Jack dapat memenangkan perburuannya selama ini dengan baik dan dengan cara tidak terduga.




[1] Crime Investigation Division.
[2] Area Major Investigation Pool.

*