Bibliografi novel versi asli:
Mo Hayder. 1999. Birdman. Canada: Seal Books.
Bibliografi novel versi Indonesia:
Mo Hayder. 2007. Birdman. Diterjemahkan oleh Basfin Siregar. Jakarta: Dastan Books.
pada dini hari di akhir Mei, Inspektur
Detektif Jack Caffery – mantan seorang CID[1] dan kini baru menjadi
seorang tim B dari AMIP[2] – mendatangi tempat kejadian perkara sebuah pembunuhan sebagai kasus
pertamanya di dekat bangunan Millennium Dome di Greenwich Utara. seorang wanita
setengah badan bawah ditanam pada beton dan setengah badan atas terbungkus plastik. kondisinya mengerikan dengan sayatan otopsi berbentuk
huruf Y di tubuh depan, pembedahan pada payudara, dan tanda-tanda berteka-teki
lain. hal itu membuat Jack tidak mampu melepas kengerian tersebut secara cuma-cuma
di hari-hari berikutnya.
empat mayat ditemukan kemudian. mereka semua telah diautopsi untuk penyelidikan. hipotesis sementara seorang patolog bernama
Harsha Krishnamurthi menyatakan bahwa mereka semua adalah pekerja seks dan
dibunuh seketika dengan teknik cerdas dan aneh. berdasarkan kondisi korban,
setidaknya pelaku diketahui memiliki pemahaman perihal dasar-dasar pembedahan.
kasus-kasus itu pun menunjukkan bahwa peristiwa tersebut merupakan pembunuhan serial. pelaku memberi jejak pada semua tubuh korban. jejak itu
dijahit di dekat jantung, di dalam rongga dada secara sengaja. jejak itu
adalah seekor burung kecil.
ditemani Sersan Detektif Paul Essex, Jack mulai mendatangi
kerabat-kerabat korban untuk mendapatkan keterangan tentang para korban. mereka
mendapat fakta awal bahwa kelima korban pembunuhan terkait dengan pub
The Dog and Bell di Timur Greenwich. tempat tersebut biasa digunakan para
pecandu dan pekerja seks untuk berkumpul. kesimpulan Krishnamurthi di kemudian
hari juga membuat mereka terkejut. pertama, si pelaku ternyata memasukkan
burung-burung ke dalam tubuh korban dalam keadaan hidup dan membiarkan burung-burung itu mati di
sana. kedua, si
pelaku diidentifikasi sebagai seorang nekrofilia berdasarkan penyelidikan lebih
lanjut.
sang pengidap nekrofilia sendiri memunyai kenangan
buruk dengan ibu dan ayahnya tatkala ia masih
anak-anak dan beranjak dewasa. kenangan tersebut membentuk kepribadiannya sebagai orang
abnormal dan kian menjadi-jadi ketika ia belajar di sekolah medis United
Medical and Dental School (UMDS). keabnormaannya dipicu oleh mayat seorang
wanita untuk keperluan praktik. fantasi liarnya muncul dan didukung pula dengan
mengonsumsi obat-obat terlarang. ia amat terobsesi terhadap diamnya (ketenangan) seorang wanita dan ia ingin menggagahinya dalam kondisi
demikian. ia pun mendapat pengalaman nekrofilia pertamanya dan hal tersebut
terus berlanjut. mayat-mayat itu pun segera ia singkirkan setelah tidak lagi
digunakan dan mayat-mayat itu ditemukan oleh polisi lalu ditangani Jack, Paul,
dan teman-teman mereka untuk penyelidikan.
melalui sebuah koran, sang
pengidap nekrofilia tahu bahwa polisi telah berhasil mengungkap identitas empat korbannya. pada tahap itu, ia cemas dan tidak tahu harus berbuat apa. saat mengendarai
mobil di keramaian kota, ia melihat seorang agen polisi dan itu membuatnya
panik sehingga ia melarikan diri meski polisi tersebut sebenarnya tidak mencurigai apa-apa terhadapnya. ironisnya, ia tidak
melarikan diri dari kejaran polisi atau siapa pun. ia melarikan diri dari
anomali miliknya untuk menjemput kematian, di bawah jembatan.
sebelumnya, Jack mulai menemukan titik terang, yaitu rumah
tujuan para korban kali terakhir mereka terlihat pergi. sang pemilik rumah
tersebut juga telah berhasil diidentifikasi para polisi. saat pelaku nekrofilia keluar rumah dan berakhir bunuh diri, Jack dan koleganya
leluasa mengunjungi rumah sang pelaku untuk menyelidik dan di sana mereka
menemukan banyak barang bukti tanpa bertemu seorang penghuni sama sekali. hari
itu juga polisi memberikan nama sang
pelaku kepada pers
sebagai jawaban dan sekaligus penawar kekhawatiran.
masalahnya, seorang mayat wanita ditemukan di hari
berikutnya. mayat itu identik dengan korban sang
pelaku seperti
jahitan di payudara, pembedahan pada rongga dada, dan juga fakta-fakta lain
setelah autopsi. salah satunya ialah adanya burung di dalam tubuh korban. di tempat
lain, seorang lelaki menculik wanita dan menyanderanya. lelaki ini melakukan
operasi pada payudara wanita itu dan merias wajahnya seperti
korban-korban sebelumnya. lelaki itu menelantarkannya di bak sampah agar mati
dengan kepala di bawah dan membungkusnya dengan plastik. mujurnya, wanita itu
dapat segera ditolong dan ia pun berada di bawah lindungan polisi.
pada suatu rapat kecil, Jack mengungkapkan pikiran-pikiran
perkiraannya berdasarkan keterangan dan fakta. ia menganggap bahwa pembunuhan serial itu dilakukan oleh dua orang, yaitu si pelaku sebagai sang pembunuh dan sang
nekrofilia dan
si Manusia Burung sebagai sang mutilator. si pelaku sudah mati dan kini giliran si Manusia Burung bergerak
sebagai pelaku tunggal. di saat itu pula Jack mengungkapkan banyak prediksi
logis untuk menyeragamkan pemikiran rekan-rekannya agar masuk dan sejalan dengan pemikirannya sendiri.
di lintasan tempat dan waktu lain, ada seorang lelaki
berhasrat seksual tinggi. ia diterima di UMDS sebagai petugas keamanan. ia
bertemu dengan sang nekrofilia dengan cara aneh di satu ruang bersama
seorang mayat wanita. kecocokan mereka terus berlanjut meski sang lelaki sudah
keluar dari UMDS karena tidak lulus tes untuk menjadi dokter dan sang nekrofilia juga keluar. lelaki itu sudah memerkosa beberapa wanita
sebelum pembunuhan serial terjadi. ia bersekutu dengan sang nekrofilia untuk mengambil korban-korbannya di pub The Dog and
Bell. sang nekrofilia menikmatinya terlebih dahulu, kemudian sang Manusia Burung tersebut mendapat giliran selanjutnya.
sang Manusia
Burung sendiri sebenarnya sudah bertemu dengan Jack dalam suasana penyelidikan di rumah sakit St.
Dunstan setelah korban pembunuhan serial
terakhir diselamatkan, namun Jack belum
mencurigainya sama sekali. sementara itu, satu demi satu teka-teki terjawab
hingga kian membulatkan fakta milik Jack. dia dan beberapa rekannya pun menuju
ke alamat sang Manusia Burung. di sana mereka
menemukan bermacam-macam barang bukti bahwa Manusia Burung memang pelakunya.
namun sayang, dia sudah pergi dengan membawa korban. Jack dan timnya pun
memburunya. sebuah tim lain pun didatangkan dengan peralatan resmi untuk
mengepung dan menangkap pelaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar