8 Juli 2016

Birdman



Bibliografi novel versi asli:
Mo Hayder. 1999. Birdman. Canada: Seal Books.

Bibliografi novel versi Indonesia:
Mo Hayder. 2007. Birdman. Diterjemahkan oleh Basfin Siregar. Jakarta: Dastan Books.



pada dini hari di akhir Mei, Inspektur Detektif Jack Caffery mantan seorang CID[1] dan kini baru menjadi seorang tim B dari AMIP[2] mendatangi tempat kejadian perkara sebuah pembunuhan sebagai kasus pertamanya di dekat bangunan Millennium Dome di Greenwich Utara. seorang wanita setengah badan bawah ditanam pada beton dan setengah badan atas terbungkus plastik. kondisinya mengerikan dengan sayatan otopsi berbentuk huruf Y di tubuh depan, pembedahan pada payudara, dan tanda-tanda berteka-teki lain. hal itu membuat Jack tidak mampu melepas kengerian tersebut secara cuma-cuma di hari-hari berikutnya.

empat mayat ditemukan kemudian. mereka semua telah diautopsi untuk penyelidikan. hipotesis sementara seorang patolog bernama Harsha Krishnamurthi menyatakan bahwa mereka semua adalah pekerja seks dan dibunuh seketika dengan teknik cerdas dan aneh. berdasarkan kondisi korban, setidaknya pelaku diketahui memiliki pemahaman perihal dasar-dasar pembedahan. kasus-kasus itu pun menunjukkan bahwa peristiwa tersebut merupakan pembunuhan serial. pelaku memberi jejak pada semua tubuh korban. jejak itu dijahit di dekat jantung, di dalam rongga dada secara sengaja. jejak itu adalah seekor burung kecil.

ditemani Sersan Detektif Paul Essex, Jack mulai mendatangi kerabat-kerabat korban untuk mendapatkan keterangan tentang para korban. mereka mendapat fakta awal bahwa kelima korban pembunuhan terkait dengan pub The Dog and Bell di Timur Greenwich. tempat tersebut biasa digunakan para pecandu dan pekerja seks untuk berkumpul. kesimpulan Krishnamurthi di kemudian hari juga membuat mereka terkejut. pertama, si pelaku ternyata memasukkan burung-burung ke dalam tubuh korban dalam keadaan hidup dan membiarkan burung-burung itu mati di sana. kedua, si pelaku diidentifikasi sebagai seorang nekrofilia berdasarkan penyelidikan lebih lanjut.

sang pengidap nekrofilia sendiri memunyai kenangan buruk dengan ibu dan ayahnya tatkala ia masih anak-anak dan beranjak dewasa. kenangan tersebut membentuk kepribadiannya sebagai orang abnormal dan kian menjadi-jadi ketika ia belajar di sekolah medis United Medical and Dental School (UMDS). keabnormaannya dipicu oleh mayat seorang wanita untuk keperluan praktik. fantasi liarnya muncul dan didukung pula dengan mengonsumsi obat-obat terlarang. ia amat terobsesi terhadap diamnya (ketenangan) seorang wanita dan ia ingin menggagahinya dalam kondisi demikian. ia pun mendapat pengalaman nekrofilia pertamanya dan hal tersebut terus berlanjut. mayat-mayat itu pun segera ia singkirkan setelah tidak lagi digunakan dan mayat-mayat itu ditemukan oleh polisi lalu ditangani Jack, Paul, dan teman-teman mereka untuk penyelidikan.

melalui sebuah koran, sang pengidap nekrofilia tahu bahwa polisi telah berhasil mengungkap identitas empat korbannya. pada tahap itu, ia cemas dan tidak tahu harus berbuat apa. saat mengendarai mobil di keramaian kota, ia melihat seorang agen polisi dan itu membuatnya panik sehingga ia melarikan diri meski polisi tersebut sebenarnya tidak mencurigai apa-apa terhadapnya. ironisnya, ia tidak melarikan diri dari kejaran polisi atau siapa pun. ia melarikan diri dari anomali miliknya untuk menjemput kematian, di bawah jembatan.

sebelumnya, Jack mulai menemukan titik terang, yaitu rumah tujuan para korban kali terakhir mereka terlihat pergi. sang pemilik rumah tersebut juga telah berhasil diidentifikasi para polisi. saat pelaku nekrofilia keluar rumah dan berakhir bunuh diri, Jack dan koleganya leluasa mengunjungi rumah sang pelaku untuk menyelidik dan di sana mereka menemukan banyak barang bukti tanpa bertemu seorang penghuni sama sekali. hari itu juga polisi memberikan nama sang pelaku kepada pers sebagai jawaban dan sekaligus penawar kekhawatiran.

masalahnya, seorang mayat wanita ditemukan di hari berikutnya. mayat itu identik dengan korban sang pelaku seperti jahitan di payudara, pembedahan pada rongga dada, dan juga fakta-fakta lain setelah autopsi. salah satunya ialah adanya burung di dalam tubuh korban. di tempat lain, seorang lelaki menculik wanita dan menyanderanya. lelaki ini melakukan operasi pada payudara wanita itu dan merias wajahnya seperti korban-korban sebelumnya. lelaki itu menelantarkannya di bak sampah agar mati dengan kepala di bawah dan membungkusnya dengan plastik. mujurnya, wanita itu dapat segera ditolong dan ia pun berada di bawah lindungan polisi.

pada suatu rapat kecil, Jack mengungkapkan pikiran-pikiran perkiraannya berdasarkan keterangan dan fakta. ia menganggap bahwa pembunuhan serial itu dilakukan oleh dua orang, yaitu si pelaku sebagai sang pembunuh dan sang nekrofilia dan si Manusia Burung sebagai sang mutilator. si pelaku sudah mati dan kini giliran si Manusia Burung bergerak sebagai pelaku tunggal. di saat itu pula Jack mengungkapkan banyak prediksi logis untuk menyeragamkan pemikiran rekan-rekannya agar masuk dan sejalan dengan pemikirannya sendiri.

di lintasan tempat dan waktu lain, ada seorang lelaki berhasrat seksual tinggi. ia diterima di UMDS sebagai petugas keamanan. ia bertemu dengan sang nekrofilia dengan cara aneh di satu ruang bersama seorang mayat wanita. kecocokan mereka terus berlanjut meski sang lelaki sudah keluar dari UMDS karena tidak lulus tes untuk menjadi dokter dan sang nekrofilia juga keluar. lelaki itu sudah memerkosa beberapa wanita sebelum pembunuhan serial terjadi. ia bersekutu dengan sang nekrofilia untuk mengambil korban-korbannya di pub The Dog and Bell. sang nekrofilia menikmatinya terlebih dahulu, kemudian sang Manusia Burung tersebut mendapat giliran selanjutnya.

sang Manusia Burung sendiri sebenarnya sudah bertemu dengan Jack dalam suasana penyelidikan di rumah sakit St. Dunstan setelah korban pembunuhan serial terakhir diselamatkan, namun Jack belum mencurigainya sama sekali. sementara itu, satu demi satu teka-teki terjawab hingga kian membulatkan fakta milik Jack. dia dan beberapa rekannya pun menuju ke alamat sang Manusia Burung. di sana mereka menemukan bermacam-macam barang bukti bahwa Manusia Burung memang pelakunya. namun sayang, dia sudah pergi dengan membawa korban. Jack dan timnya pun memburunya. sebuah tim lain pun didatangkan dengan peralatan resmi untuk mengepung dan menangkap pelaku.

tidak disangka-sangka, si pelaku berhasil menyelinap keluar dan mampu melumpuhkan dua rekan Jack. Jack mengejarnya sendirian setelah tahu ia berlari. adegan pengejaran itu berlangsung cepat dan Jack dapat memenangkan perburuannya selama ini dengan baik dan dengan cara tidak terduga.




[1] Crime Investigation Division.
[2] Area Major Investigation Pool.

*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar