Bibliografi antologi puisi:
Ferdi Afrar. 2012. Sepasang Bibirmu Api
(kumpulan puisi). Sidoarjo: Sarbikita Publishing.
antologi puisi Sepasang Bibirmu Api
karya Ferdi Afrar perlu mendapat atensi dan apresiasi di dalam dunia
kesusastraan Indonesia. banyak penyair muda sebagai rookie yang
bertebaran di daun-daun kota dan di akar-akar desa. mereka adalah generasi muda
yang patut dicermati. mereka membawa belati yang sanggup merobek tabir
kepengapan sajak-sajak jemu dan basi. Ferdi mulai merajut namanya pada sebuah
prasasti kesusastraan Indonesia. ia membuktikan bahwa dia sedang bergerak di
atas biduk dengan mengikuti arus. namun, ia memunyai arus sendiri yang bergerak
perlahan menuju muara yang masih berwujud sebongkah misteri yang ingin ia
dedahkan. Sepasang Bibirmu Api mengangkat arus cinta yang tenang dari
dalam hati sang penyair. memang ada beberapa kilatan riak yang menggelora,
namun selebihnya adalah derap hanyut yang perkasa. Ferdi menunjukkan bahwa 20
puisi di antara 36 puisinya adalah puisi-puisi yang diawali dengan kata
“kekasihku…” dan seluruh puisi-puisi tersebut bertema cinta terhadap seorang
perempuan yang dicintainya. semangat untuk menuangkan kata-kata di dalam
antologi ini adalah sebuah persembahan untuk seseorang. hasrat, pilu, kecewa,
dan ragu adalah api yang menyala di sebagian besar kisah-kisahnya. ia
menuangkan tema-tema tersebut menjadi puisi-puisi sebagai proses pelepasan
resah yang mesti dilakukan. di satu sisi, pelepasan tersebut menjadi sebuah
monumen cinta sebagai bentuk nyata yang bisa ia persembahkan untuk kekasih.
Daftar puisi:
Pertemuan
Taman Rahasia; Pertemuan; Momok; Pantai; Kabut;
Coban; Luas; Pintu; dan Sejenak.
Mencatat Rindu
Tebak-tebakkan; Halma; Biji; Khotbah; Ular
Tangga; Layang-layang; Berjoget Dangdut; Mencatat Rindu; dan Cerita dari Blaser
Hitam.
Kau Selalu Menyebut
Kekasihku; Sajak-sajak Kita; Sepasang Bibirmu;
Kisah Om No, Aku, dan Keraguanmu; Kekasihku yang Lain; Kau Selalu Menyebut di
Meja Rias Itu Ada Aku; Memotretmu; Memotretmu II; dan 14 Februari.
Catatan Kemelut
Api; Menangislah Batu; Diam; Sepasang Kekasih,
Saling Mencuri; Ucapan Selamat Tidur Buatmu; Selamat Datang Sepi; Setelah
Hujan; Yang Pernah Singgah di Kepala Kita; dan Catatan Kemelut.
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar